Tidak pernah pada hakekatnya seseorang bisa sukses 'tanpa' melakukan suatu usaha apapun.
*Hari kemarin adalah pelajaran berharga. Hari ini adalah berkah, dan hari esok semoga kita semua bisa sukses! Amin.
*Sesuatu apapun jika kita lakukan dengan penuh rasa ikhlas & dr hati, pasti akan terasa menyenangkan untuk kita jalani.
twinstwing
Rabu, 19 Desember 2012
Selasa, 11 Desember 2012
Profil Kami :D
Nama Lengkap :Amilia Nadila
Nama Panggilan :Amel
Ttl :Tarakan, 30 Juni 1994
Jenis Kelamin :Perempuan
Agama :Islam
Hobi :Main game dan jalan-jalan
Pekerjaan :Mahasiswi ( Universitas Mulawarman ),Prodi BIMBINGAN KONSELING.
Lagu Kesukaan :Jazz and pop.
Nama Lengkap :Dida Alifvia Mutiara Fajar Devega
Nama Panggilan :Dida, Ega
Ttl :Semarang, 20 Juli 1993
Jenis Kelamin :Perempuan
Agama :Islam
Hobi :Jalan-jalan and Kuliner
Pekerjaan :Mahasiswa ( Universitas Mulawarman ),Prodi BIMBINGAN KONSELING.
Lagu Kesukaan :Religius and Pop. Avril Lavigne, Maher Zain
Nama Lengkap :Merly Handayani
Nama Panggilan :Merly
Ttl :Sinjai. 23 Mei 1992
Jenis Kelamin :Perempuan
Agama :Islam
Hobi :Modeling dan Foto Model
Pekerjaan :Mahasiswa ( Universitas Mulawarman ),Prodi BIMBINGAN KONSELING.
Lagu Kesukaan :Lagu Tradisional dan Maher Zain. Lagu Kebangsaan
Nama Lengkap :Phina Maranata
Nama Panggilan :Pina
Ttl :Nunukan, 10 Januari 1994
Jenis Kelamin :Perempuan
Agama :Kristen Protestan
Hobi :Menyanyi dan Memasak
Pekerjaan :Mahasiswa ( Universitas Mulawarman ),Prodi BIMBINGAN KONSELING.
Lagu Kesukaan :Pop dan Metal
Nama Lengkap :SYAWAL
Nama Panggilan :Awal
Ttl :Balikpapan, 05 april 1993
Jenis Kelamin :Laki-laki
Agama :Islam
Hobi :Volly Ball,Badminton.
Pekerjaan :Mahasiswa ( Universitas Mulawarman ),Prodi BIMBINGAN KONSELING.
Lagu Kesukaan :Keroncong Protol, Dangdut
Nama :Syilvi Noviati
Nama Panggilan :Syilvi
Te-ta-la :Tarakan, 21 November 1991
Jenis Kelamin :Perempuan
Agama :Islam
Pekerjaan :Mahasiswi UNMUL FKIP Prodi Bimbingan dan Konseling
Lagu kesukaan :Lagu Pop - Kerispatih Lagu Rindu
Senin, 26 November 2012
Rational Emotif Therapy
RATIONAL EMOTIF THERAPY (RET)
TEHNIK LABORATORIUM KONSELING 1
Penyusun :
AMILIA NADILA 1105095102
DIDA ALIFVIA MUTIARA FD 1105095058
MERLY HANDAYANI 1105095101
PHINA MARANATA 1105095118
SYAWAL 1105095121
SYILVIA NOVIATI 1105095148
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
BIMBINGAN KONSELING
SAMARINDA
2012 / 2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Tehnik Laboratorium Konseling 1. Pada kesempatan kali ini kami, mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya atas segala bantuan, saran , bimbingann Dosen yaitu bapak Rahman, S.pd.Mpd dan teman- teman yang sudah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang membaca nya dan menjadikan suatu inspirasi untuk lebih memperdalam wawasan dan pengetahuan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Samarinda, 21 November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II Dasar Teori
A. Konsep Dasar
B. Tokoh-tokoh
C. Hakekat Dasar Sifat Manusia
D. Tujuan
E. Kelemahan dan Kelebihan Teori pendekatan RET
BAB III Pembahasan
A. Analisis
B. Sintesis
C. Diagnosis
D. Proknosis
E. Treatment
F. Follow up
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikoterapis yang lebih baik adalah menunjukkan kepada konseli bahwa verbalisasi-verbalisasi diri merka telah dan masih merupakan sumber utama dari gangguan-gangguan emosional yang dialami oleh mereka. Ringkasnya, proses terapeutik terdiri atas penyembuhan irasionalitas dengan rasionalitas. Karena individu pada dasarnya adalah makhluk rasional dan karena sumber ketidakbhagiaannya adalah irasionalitas, maka individu bisa mencapai kebahagiaan dengan belajar berpikir rasional.
Terapi rasional emotif (RET) adalah aliran psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat.
Therapy Rational Emotif (RET) yang dikembangkan oleh Albert Ellis ini sebagai bahan pemmbahasan berdasarkan pemikiran bahwa RET bias menantang para mahasiswa untuk berfikir tentang sejumlah masalah dasar yang mendasari konseling dan psikoterapi. RET lebih banyak kesamaannya dengan terapi-terapi yang berorientasi kognitif-tingkah laku tindakan dalam arti menitik beratkan berfikir, menilai, memutuskan, dan bertindak. RET sangat didaktik dan sangat direktif serta lebih banyakl berurusan dengan dimensi-dimensi pikiran dengan dimensi-dimensi perasaan.
Dalam makalah ini kami cantumkan contoh kasus seseorang yang trauma dalam masalh percintaan Amir (nama samaran) adalah sosok pria yang tampan dan mudah bergaul Dikamopung halamanx. Enneng (nama wanita tersebut)
Amir merupakan pemuda yang sangat tampan dikampungnya, tidak heran ia begitu di idam-idamkan oleh beberapa wanita dikampungnya tersebut. Suatu ketika dia mengenal seorang gadis yang sangat cantik yang bernama Enneng, perkenalan pun terus berlanjut, dan pada akhirnya mereka menjalin suatu hubungan yaitu pacaran. Disini amir sangat sayang kepada enneng, begitupun enneng kepada amir.
Suatu ketika amir mengajak enneng untuk menikah dengannya, tetapi disini niat baik amir untuk menikah dengan enneng dicekal oleh kedua orang tuanya. Karena satu alasan yaitu perbedaan agama, amir yang seorang muslim dan enneng seorang non muslim, setelah beberapa hari kemudian amir pun berbicara dengan kekasihnya itu, dia mengajak enneng untuk masuk islam.....enneng pun berfikir lama, tanpa jawaban dia langsung pulang kerumahnya dan menanyakan kepada orang tuanya permintaan amir tersebut bahwa dirinya di ajak untuk menjadi seorang muslim karena orang tua amir mencekal mereka untuk menikah dengan berbeda keyakinan......tanpa jawaban apapun sentak orang tua enneng sangat marah besar kepada anaknya tersebut. Dia menyuruh untuk tidak lagi berhubungan, dan tidak bertemu lagi dengan amir. enneng pun sangat sedih sekali dia lekas berlari masuk ke kamarnya dan menelfon kekasihnya tersebut kalau permintaan amir itu untuk menjadikan enneng seorang muslim di tolak besar oleh kedua orang tua enneng. Beberapa hari kemudian enneng dipindahkan oleh orang tuanya ke luar kota, untuk mencegah agar amir dan enneng tidak bertemu lagi. Mendengar kabar ini amir.pun sangat sedih karena dia sangat sayang dan cinta kepada enneng.
Beberapa tahun kemudian rasa kehilangan ituu sudah tidak ada lagi dan telah menghapus enneng dari kehidupan amir. Dia terus berjalan untuk mencari cinta sejatinya. Lagi lagi amir menemukan seorang gadis yang non muslim. Cerita percintaan amir yang kedua ini tidak jauh beda dengan cerita pertama mereka lagi lagi amir dicekal oleh orang tua gadis tersebut. Disinipun amir trauma untuk berpacaran, karena setiap dia pacaran yang serius dan tidak untuk main main pasti dengan gadis yang non muslim.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penanganan kasus seseorang (Amir) yang Merasa Trauma Berpacaran di karenakan adanya perbedaan Agama melalui pendekatan Rational Emotif Therapy (RET) ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Bagaimana penanganan kasus sesorang (Amir) yang merasa trauma Berpacaran di karena adanya perbedaan agama melalui pendekatan Rational Emotif Therapy (RET).
D. D. Manfaat
1. Bagi konseli
Teratasinya masalah yang di hadapi konseli, Dan rasa trauma yang dia alami dapat membuat diri sendiri dan orang lain rugi, kemudian mendapatkan gambaran untuk bisa mengambil keputusan yang lebih baik dalam menyelesaikan masalahnya di kemudian hari.
2. Bagi konselor
Menjadi sebuah pengalaman yang baru bagi kami yang masih awam tentang bagaimana cara mengatasi sebuah permasalahan/kasus pada umumnya dan khususnya mengenai kasus yang di selesaikan melalui pendekatan rational emotif therapy (RET).
3. Bagi orangtua
Lebih peka terhadap kondisi yang di alami oleh anak dan menjadi figur yang lebih perduli terhadap masalah yang dihadapi anak agar anak merasa nyaman ketika berada dalam orang tuanya.
4. Bagi pembaca pada umumnya
Dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari permasalahan ini agar keluarga maupun orang terdekat mereka tidak mengalami nasib yang sama.
BAB II
DASAR TEORI
A. KONSEP DASAR
Rational Emotive Therapy atau Terapi Rasional Emotif mulai dikembangan di Amerika pada tahun 1960-an oleh Alberl Ellis, seorang Doktor dan Ahli dalam Psikologi Terapeutik yang juga seorang eksistensialis dan juga seorang Neo Freudian. Teori ini dikembangkanya ketika ia dalam praktek terapi mendapatkan bahwa sistem psikoanalisis ini mempunyai kelemahan-kelemahan secara teoritis (Ellis, 1974).
Teori Rasional Emotif ini merupakan sintesis baru dari Behavior Therapy yang klasik (termasuk Skinnerian Reinforcement dan Wolpein Systematic Desensitization). Oleh karena itu Ellis menyebut terapi ini sebagai Cognitive Behavior Therapy atau Comprehensive Therapy.
Konsep ini merupakan sebuah aliran baru dari Psikoterapi Humanistik yang berakar pada filsafat eksistensialisme yang dipelopori oleh Kierkegaard, Nietzsche, Buber, Heidegger, Jaspers dan Marleu Ponty, yang kemudian dilanjutkan dalam bentuk eksistensialisme terapan dalam Psikologi dan Psikoterapi, yang lebih dikenal sebagai Psikologi Humanistik.
Pandangan tentang sifat manusia RET adalah aliran psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berfikir rational dan jujur dan maupun irasional dan jahat. Manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia, berfikir dan mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dengan mengaktualkan diri. Akan tetapi, manusia juga memiliki kecendurungan kea rah menghancurkan diri menghindari pemikiran, berlambat-lambat, menyesali kesalahan-kesalahan secara tak berkesudahan takhayu-takhayul inteleransi perfecsionis mencela diri, serta menghindari pertumbuhan serta aktualisasi diri.
RET menekankan bahwa manusia berfikir, beremosi, dan bertindak secara stimulan. Jarang manusia emotif tanpa berfikir, sebab perasaan-perasaan biasanya di cetuskan oleh persepsi atau suatu yang spesifik. Sebagaimana dinyatakan oleh Ellis (1974, Hlm 313), “Ketika mereka beremosi, mereka juga berfikir dan bertindak. Ketika mereka bertindak, mereka juga berfikir dan beremosi. Ketika mereka berfikir mereka beremosi dan bertindak”.
B. Tokoh
Albert Ellis lahir di Pittsburgh pada tanggal 27 september 1913 dan pindah ke New York pada umur 4 tahun. Ketika masih kecil, ia pernah dirawat di rumah sakit sebanyak sembilan kali. Ia menjalani pendidikan di University of the City of New York dan University Columbia. Ia mendapat gelar B.B.A. dari sekolah yang pertama pada tahun 1934 dan dari sekolah yang kedua ia memperoleh gelar M.A. pada tahun 1943 dan Ph.D. pada tahun 1947.
Setelah menjadi penulis lepas (1934-1938) dan personel manager selama sepuluh tahu,. Ellis kemudia menjadi psikolog klinis senior pada rumah sakit New Yersey State di Greystone Park. Pada waktu yang sama, ia menjadi dosen psikologi pada Universitas Rutgers. Pada tahun 1949, ia mengambil alih pos pimpinan psikologi di New Yersey State Diagnostic Center di Menlo Park. Pada waktu yang bersamaan, ia menjalankan praktik pribadi dari tahun 1943 dengan memperhatikan lebih khusus psikoterapi dan konseling keluarga. Sejak tahun 1959ia menjadi direktur eksekutif pada Institute for Rational Living. Ia juga direktur eksekutif dari Institute FOR Advanced Study di Rational Psychotherapy di New York City. Ia juga anggota dari American Psychology Association dan menjadi presiden dari cabangnya Consulting Psychology (1961-1962).
Teori Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dari Ellis merupakan filsafat irasional yang diekspresikan lewat beberapa tingkah laku dalam bentuk tingkah laku emosional neurotik. Manusia dapat menyusun kembali pemikiran rasionalnya yang diikuti selanjutnya dengan pola tingkah laku. Yang paling dasar dari tingkah laku irasional adalah emotif (perangkat yang bisa membangkitkan emosi). Cara mengatasinya adalah perilaku seseorang dapat diorganisir secara rasional dengan cara bahwa minat pribadi disesuaikan dengan minat sosial, karena secara alamiah manusia ingin mencintai, tertarik pada sesuatu dan ingin membantu orang lain. Pikiran irasional bertanggung jawab terhadap perusakan diri.
C. Hakekat Dasar Sifat Manusia
Tentang sifat manusia, Ellis (1967, hlm. 79-80) menyatakan bahwa baik pendekatan psikoanalitik Freudian maupun pendekatan eksistensial telah keliru dan bahwa metodologi-metodologi yang dibangun diatas kedua system psikoterapi tersebut tidak efektif dan tidak memadai. Ellis menandaskan bahwa pandangan Freudian tentang manusia itu keliru karena pandangan eksistensial humanistic tentang manusia, sebagian benar. Menurut Ellis, manusia bukanlah makhluk yang sepenuhnya ditentukan secara biologis dan didorong oleh naluri-naluri. Ia melihat individu sebagai makhluk unik dan memiliki kekuatan untuk memahami keterbatan-keterbatasan, untuk mengubah pandangan-pandangan dan nilai-nilai dasar yang telah diintroyeksikan secara kritis pada masa kanak-kanak, dan untuk mengatasi kencenderungan-kecenderungan menolak diri sendiri. Orang-orang memiliki kesanggupan untuk mengonfrontasikan system-sistem nilainya sendiri dan mereindoktrinasi diri dengan keyakinan-keyakinan, gagasan-gagasan, dan nilai-nilai yang berbeda. Sebagai akibatnya, mereka akan bertingkah laku berbeda dengan cara mereka bertingkah laku dimasa lampau. Jadi, karena bias berpikir dan bertindak sampai menjadikan dirinya berubah, mereka bukan korban-korban pengondisian masa lampau yang pasif.
Ellis tidak sepenuhnya menerima pandangan eksistensial tentang kecenderungan mengaktualkan diri disebabkan oleh fakta bahwa manusia asalah makhluk-makhluk bioligis dengan kecenderungan-kecenderungan naluriahnya yang kuat untuk bertingkah laku dengan cara-cara tertentu. Darisitulah Ellis menyatakan bahwa bila individu-individu tidak dikondisikan untuk berpikir dan merasa dengan cara tertentu, maka mereka cenderung untuk bertingkah laku dengan cara demikian meskipun mereka menyadari bahwa tingkah laku mereka itu menolak atau meniadahkan diri. Ellis berpendapat, tidaklah tepat anggapan yang menyebutkan bahwa pertemuan eksistensial dengan terapis yang bersifat menerima, persimisif, dan otentik biasanya membongkar pola-pola tingkah laku meniadakan diri yang berakar dalam.
RET berhipotesis bahwa karena kita tumbuh dalam masyarakat, kita cenderung menjadi korban dari gagasan-gagasan yang keliru, cenderung mereindoktrinasi diri gagasan-gagasan tersebut berulang-ulang dengan cara yang tidak dipikirkan dan autosugestif, dan kita tetap mempertahankan gagasan-gagasan yang keliru itu dalam tingkah laku overt kita. Beberapa gagasan irasional yang menonjol yang terus-menerus diinternalisasi dan tanpa dapat dihindari mengakibatakan kekalahan diri, Ellis (1967, hlm. 48) berpendapat sebagai berikut:
1. Gagasan bahwa sangat perlu bagi orang dewasa unuk dicintai atau disetujui oleh setiap orang yang berarti dimasyarakatnya.
2. Gagasan bahwa seseorang harus benar-benar kompeten, layak, dan berprestasi dalam segala hal jika seseorang itu menginginkan dirinya dihormati
3. Gagasan bahwa orang-orang tertentu buruk, keji, atau jahat, dan harus dikutuk dan dihukum atas kejahatannya.
4. Gagasan bahwa lebih mudah menghindari daripada menghadapi kesulitan-kesulitan hidup tanggung jawab –tanggung jawab pribadi
5. Gagasan bahwa adalah merupakan bencana yang mengerikan apabila hal-hal menjadi tidak seperti yang diharapkan
6. Gagasan bahwa ketidakbahagiaan manusia terjadi oleh penyebab-penyebab dari luar dan bahwa orang-orang hanya memiliki sedikit atau tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan kesusahan-kesusahan dan gangguan-gangguannya
7. Gagasan bahwa masa lampau adalah determinan yang terpenting dari tingkah laku seseorang dan bahwa karena dulu sesuatu pernah mempengaruhi kehidupan seseorang, maka sesuatu itu sekarang memiliki efek yang sama.
D. Tujuan dari Rational Emotif Therapy
RET diarahkan pada suatu tujuan utama, yaitu “meminimalkan pandangan yang mengalahkan diri dari konseli dan membantu konseli untuk memperoleh filsafat hidup yang lebih realistik”. Menurut Ellis tujuan utama psikoterapis yang lebih baik adalah menunjukkan kepada konseli bahwa verbalisasi-verbalisasi diri mereka telah dan masih merupakan sumber utama dari gangguan-gangguan emosional yang dialami oleh mereka. Proses teraupeutik terdiri atas penyembuhan irasionalitasa dengan rasionalitas. Karena individu pada dasarnya adalah makhluk rasional dan karena sumber ketiakbahagiaannya adalah irasionalitas, maka individu bisa mencapai kebahagiaan dengan belajar berpikir rasional. Proses terapi, karenanya sebagian besar adalah proses belajar-mengajar.
E. Teknik Yang Digunakan
Teknikik ini kami kutip dari buku Konseling & Psikoterapi, ada beberapa teknik yang digunakan dalam pendekatan Rational Emotif Therapy ( RET ), antara lain :
1. Teknik-Teknik dalam RET
a) Teknik Sosiodrama (Bermain peran)
Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga konseli dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.
b) Teknik Imitasi (Tiruan)
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.
c) Reinforcement
Teknik untuk mendorong konseli ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment).dengan memberikan reward ataupun punishment, maka konseli akan menginternalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.
d) Teknik Self Modeling
Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada konseli. Teknik ini dilakukan agar konseli dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobservasi, dan menyesuaikan dirinya dan menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial\dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.
F. Kelebihan dan Kelemahan Rational Emotif Therapy
Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan Rational Emotif Therapy dari,http://marabpisurya.blogspot.com/2010/12/terapi-rasional-emotif-kembangkan-dan.html, sebagai berikut :
1. Kelebihan Rational Emotif Therapy
A. Pendekatan ini cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh konseli. Dengan demikian, perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat.
B. Para konseli bisa memperoleh sejumlah besar pemahaman dan akan menjadi sangat sadar akan sifat masalahnya.
C. Kaedah berfikir logis yang diajarkan kepada konseli dapat digunakan dalam menghadapi masalah yang lain.
D. Konseli merasa dirinya mempunyai keupayaan intelaktual dan kemajuan dari cara berfikir.
E. Menekankan pada peletakan pemahaman yang baru di peroleh ke dalam tindakan yang memungkinan pada konseli mempraktekkan tingkah laku baru dan membantu mereka dalam pengkondisian ulang.
2. Kelemahan Rational Emotif Therapy
A. Ada konseli yang boleh ditolong melalui analisa logis dan falsafah, tetapi ada pula yang tidak begitu cerdas otaknya untuk dibantu dengan cara yang sedemikian yang berasaskan kepada logika.
B. Ada sebagian konseli yang begitu terpisah dari realitas sehingga usaha untuk membawanya ke alam nyata sukar sekali dicapai.
C. Ada juga sebagian konseli yang memang suka mengalami gangguan emosi dan bergantung kepadanya dalam hidupnya, dan tidak mau berbuat apa-apa perubahan lagi dalam hidup mereka.
D. Karena pendekatan ini sangat didaktif, terapis perlu mengenal dirinya sendiri dengan baik dan hati – hati agar tidak hanya memaksakan filsafat hidupnya sendiri, kepada para konselinya.
E. Terapis yang tidak terlatih memandang terapi sebagai “pencecaran” konseli dengan persuasi, indoktrinasi logika dan nasehat.
F. Pemraktek bisa keliru menggunakan REBT dengan menyempitkannya menjadi pemberiaan metode pen
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis
Pada tahap pengumpulan Data,Berikut data diri konseli sebagai berikut :
Nama : AMIR (nama samaran)
Tempat / Tanggal lahir : Samarinda,05 Mei 1986
Alamat : Perumahan Kopri Blok B 12 No. 03 Samarinda
Umur : 26 Tahun
Tinggi : 170 cm
Berat Badan : 65 Kg
Anak Ke : II
Status : Anak Kandung
Universitas : STAIN Samarinda
Jurusan : Bahasa Inggris
Semester : 8
Hobi : Jalan-jalan, Basket, Voly ball, Badminton
Data Orangtua :
Nama ayah : Sulaiman
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Perumahan Kopri Blok B 12 No. 03 Samarinda
Nama Ibu : Sudarti
Pekerjaan : PNS
Alamat : Perumahan Kopri Blok B 12 No. 03 Samarinda
1. Konseli di lihat dari keadaan fisik
Berdasarkan hasil Pengamatan dan asesmen angket kami dan data pendukung lainnya, diketahui Amir adalah anak ke Dua Dengan jumlah saudara tiga,dan Berjenis kelamin laki-laki dari orang tua yang bernama sulaiman (Ayah) dan Sudarti (ibu),orang tua amir adalah seorang pekerja Swasta dan PNS,Amir berkuliah tepatnya Di STAIN jurusan Bahasa Inggris semester Empat dengan ciri-ciri Amir adalah anak yang berwajah tampan, bentuk muka yang lonjong, rambat lurus, hidung mancung, tinggi tubuh 169 cm dan berat badan 49 kg, amir menyukai olaraga dan jalan-jalan.
pertumbuhan fisik Amir tergolong baik dan sehat, tidak memiliki Riwayat Penyakit yang berbaya.
2. Konseli di lihat dari keadaan keluarga
Berdasarkan hasil penelusuran Kami mengenai keadaan keluarga, diketahui Amir merupakan anak Ke dua dari tiga saudara. kebutuhan Amir selalu bisa terpenuhi, orang tuanya merupakan pegawai swasta dan PNS. Amir adalah anak yang disayang dengan keluarganya karena amir adalah anak laki-laki dalam keluarganya. ketika ada waktu libur keluarga Amir sering pergi berlibur (jalan-jalan) bersama-sama, namun jika amir menpunyai kesalahan maka orang tua amir akan segera menegur amir,dan Keluarga Amir tergolong keluarga yang Baik dalam lingkungannya karena keluarga amir sering Bersosilisasi dalam lingkungan tersebut. Namun ketika amir ingin serius dengan wanita pilihannya serentak orang tua amir tidak merestui karena adanya perbedaan keyakinan atau agama ,dan Keluarga Amir termasuk keluarga yang berkecukupan.
3. Konseli di lihat dari keadaan tingkah laku sosial
Amir memiliki pergaulan yang baik dan mudah bergaul di lingkungan sekitarnya, Amir pula selalu pergi dengan temannya,Amir suka sekali bercanda tawa dengan temannya sehingga teman amir pada senang ketika berkumpul dengan amir, namun ketika amir telah serius terhadap pembicaraannya maka tidak ada waktu lagi buat canda tawa. Amir pula anak yang terkenal dikampungnya karena amir terkenal hormat kepada orang tua dan sering membantu gotong royong dikampungnya,Namun akhir-akhir ini amir sering sekali Melamun dan berdiam diri, sehingga amir jarang lagi bergaul dengan Temannya.
B. Sintesis
Kesimpulan sementara berdasarkan hasil analisis adalah sebagai berikut :
1. Di lihat dari keadaan fisik
Amir adalah anak yang Tampan dan termasuk anak yang sehat jasmani dan rohani bahkan tidak mempunyai Penyakit yang berbahaya.
Amir adalah anak yang Tampan dan termasuk anak yang sehat jasmani dan rohani bahkan tidak mempunyai Penyakit yang berbahaya.
2. Di lihat dari keadaan keluarga
Amir adalah anak yang disayang oleh orang tuanya karena orang tua amir hanya memiliki satu putra,namun ketika amir ingin serius dengan pacarnya serentak orang tua amir tidak merestuinya karena adanya perbedaan keyakinan atau agama ,dan keluarga amir dapat dikatakan keluarga yang berkucupan
3. Di lihat dari keadaan tingkah laku sosial
Amir adalah anak yang mudah bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, namun Amir mengalami perubahan tingkah laku sosial menjadi tertutup dan tidak bergaul lg dgn temannya.
C. Diagnosis
Dari hasil sintesis diatas, kami simpulkan penyebab permasalahan yang dialami Amir , Yaitu :
1. Adanya perbedaan keyakinan atau agama
D. Prognosis
Dari diagnosis di atas kami dapat mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut, yaitu :
1. Melihat data-data yang telah ada dengan keadaan konseli.
2. Melakukan pendekatan lebih intens dan terus menjalin komunikasi dengan baik dengan konseli.
3. Memberi arahan kepada konseli agar konseli dapat mengetahui langkah apa selanjutnya yang akan dia lakukan.
4. Membuat komitmen untuk bersama-sama mencari penyelesaian masalahnya yang dihadapi konseli.
5. Melakukan wawancara konseling terhadap konseli.
E. Treatment
VERBATIM KONSELING INDIVIDU
(Rasional Emotive Traphy - dengan Teknik Dalam RET)
PERTEMUAN PERTAMA
Konseli :tok....tokk.....tok......(suara ketukan pintu ) “assalamualaikum “ (salam)
Konselor :nyiuuuttttttttttt.... (konselor membukan pintunya).
Wa’alaikum salam. Selamat siang, Oh iya.. silahkan duduk. (tersenyum lalu menunjukkan dan mempersilahkan konseli ke tempat duduk sambil bersalaman dengan konseli) Opening
Konselor : Bagaimana kabarnya hari ini, Amir? Good Report
Konseli : Alhamdulillah baik, bu.?” maaf mengganggu”
Konselor : Iya, seperti yang sudah kita sepakati di telepon kemarin malam kalau kita akan bertemu. Pasti ada beberapa hal yang ingin diceritakan. Coba kemukakan apa yang Amir rasakan. Lead
Konseli : Iya bu, tapi saya bingung harus cerita dari mana. Kira - kira ini nanti berapa ya bu waktunya? Kita bisa ketemu lain hari kan bu jika tidak cukup waktunya ?
Konselor : Nanti pelan - pelan saja ceritanya, tidak usah terburu - buru, waktu kita, masih ada 40 menit ya. Kalau nanti dirasa masih perlu, kita bisa bertemu kembali di hari lain, bisa hubungi ibu dulu untuk janjian, begitu ya. Structuring
Konseli :terimaksihh .... hhhmmmmm ( konseli berdehem),tapi sebelum saya bercerita ibu tidak akan bicara kepada siapa
-siapa karna saya tidak ingin ada yang tau,Saya takut nanti kejadian yang saya alami ini diketahui teman - teman, nanti saya malu.
Konselor : Tenang saja Amir, ibu tidak akan menceritakan masalah ini kepada siapa - siapa. Karena ada kode etik kerahasiaan. Silahkan Amir cerita saja dengan terbuka, santai, dan percaya kepada ibu. Dengan begitu kita sama - sama bisa menyelesaikan masalah yang terjadi. Structuring
Konseli : Baik bu, dengan begini saya jadi tenang akan cerita dengan ibu.
Konselor : Baik kalau begitu, coba ceritakan apa yang dirasakan Amir saat ini. Lead
Konseli : Bagaimana ya bu, saya bingung untuk mengatakannya.
Konselor : Tidak usah bingung ya Amir, ibu akan mendengarkan semua yang diceritakan Amir, semoga satu persatu masalah bisa diselesaikan dan tidak ada hambatan. Bagaimana? Acceptance
Konseli :Baiklah pak,, saya punya masalah dengan kehidupan percintaan saya,kenapa kalau saya pacaran dan serius menjalin suatu hubungan pasti dengan orang yang berkeyakinan lain dengan saya, dan ada ujungnya pasti saya kecewa. (Activity)
Konselor :ehhhhhh,,, bisa di perjelas masalah kamu apa....
Konseli :yahhh begini,, saya akan ceritakan dengan jelas.. be...be...begini pak saya mempunyai cinta pertama dengan seorang gadis yang sangat saya cintai dan sayang, pada saat itu karena saya sangat serius dengan dia, sayapun mengajak dia untuk menikah dengan saya, nahhh permasalahnya disini bu saya dan dia berbeda keyakinan dia seorang non muslim, padahal pacar saya itu sangat mencintai saya, tetapi orang tua tidak menyetujui keinginan saya tersebut. Orang tua saya pun marah besar menganggap saya tidak menghormati keluarganya, dan melarang saya berhubungan dengan dia lagi apalagi bertemu dengan dia, tak tanggung-tanggung pun jika saya melanggarnya orang tua saya akan mengirim saya keluar negeri agar saya dapat melupakan pacar saya.
( bercerita sambil meneteskan air mata) (Activity)
Konselor : Ya,,,Saya memahami perasaanmu saat ini mir. Empathy
Konseli : Padahal saya sangat sayang kepada dia bu. Tapi mala orang tua saya tidak setuju atas keputusan saya.
Konselor : Ehmm ya ya (mengangguk-angguk) Acceptance
Konselor :ooohh jadi kamu sedih karena orang yang kamu sayangi itu, tidak dapat menjadi pendamping hidup kamu untuk selamanya. Sedih juga yahh perjalanan cinta kamu.
Konseli :( tiba-tiba konseli memotong pembicaraan konselor ) eeeee .. begini buu masih ada lanjutan cerita saya ..
Konselor :iyahh silahkan di lanjutkan Exploring
Konseli ;selanjutnya , beberapa tahun kemudian, saya mengalami masalah percintaan yang sama dengan apa yang saya alami sebelumnya . lagi-lagi saya kecewa setengah mati.
Konselor ;oohh jadi masalah kamu disini,, dua kali mengenal seorang gadis yang pada akhirnya kamu ingin menikah dengan dia, tp gagal semua, karena perbedaan keyakinan. activity
Konseli ;iaa Bu ,,, setelah kejadian tersebut saya malas dan trauma ingin pacaran, meskipun dengan seorang muslim, jadi dsini saya ingin minta solusi dengan ibu.
Konselor : Saya bisa merasakan apa yang Amir rasakan saat itu. Empathy
Konselor : Berarti dengan kata lain Amir merasa Trauma Berpacaran sehingga kamu tidak ingin pacaran lagi ?Clarification
Konseli : Iya bu, saya merasa Tauma lagi untuk berpacaran sehingga saya idak tahu arah tujuan saya lagi.
Konselor : Coba dipikir-pikir lagi apakah berpikir seperti itu sudah sesuai? Rejection
Konseli : Entahlah bu.
Konselor : Bagaimana dengan orang tua Amir? Lead
Konseli : orang tua saya tetap melarang saya untuk menikah dengan orang berbeda agama kecuali pacar saya menjadi Muallaf.
Konselor : Nah, mari kita pikirkan bersama-sama. Keluarga kamu melarang kamu menikah dengan wanita non muslim, selanjutnya kamu trauma untuk berpacaran, Menurut kamu itu cara yang paling tepat? Belief
Konseli : Iya bu, saya rasa itu cara terbaik dalam menyelesaikan masalah ini. Untuk apa saya hidup dan berpacaran lagi toh orang tua saya melarang saya untuk serius
Konselor : Baiklah Amir coba tenangkan pikiran terlebih dahulu. Dengan kamu merasa trauma apakah masalah itu sudah selesai? Apa dengan amir melamun dan berdiam diri terus, orang tua amir akan bahagia, begitu ? Bukankah dengan kamu berdiam diri akan membuat orang disekeliling kamu akan merasa sedih juga.? Confrontation.
Konseli : Iya sih, tapi saya masih bingung dengan cara apa lagi agar masalah saya akan selesai.?
Konselor : berarti sekarang amir tahu bahwa melamun dan berdiam diri saja itu bukan solusi terbaik buat kamu. Belive
Konseli : jadi apa yang harus saya lakukan Bu.?
Konselor : Begini,,,orang tua kamu melarang kamu pasti beliau mempunyai alasan yang tepat dan itu semua demi kebahagian amir juga. Confrontation.
Konseli : Tapi,,,apa alasanya Bu ( sambil menekan suaranya dan muka yg pucat )
Konselor : wahhhh,,,,,tampak amir sudah lelah dan pusing, sebaiknya amir Beristirahat terlebih dulu,konseli kita dapat kita lanjutkan lain waktu. ( wajah amir tampak pucat dan lemas ) Lead
Konselor : ia bu,,,,?? Sepertinya juga begitu,,( dengan muka lesu ) baiklah saya akan menghubungi ibu jika keadaan saya mulai membaik.
Konselor : Baik Mir, silakan kamu kembali ke rumah dan beristirahat ya. Termination
Konseli : Iya bu, Terimakasih.” Assalamu’alaikum.”
Konselor : Sama- sama mir. “Wa’alaikum salam.” Termination Salam
PERTEMUAN KEDUA
Konseli : tok....tokk.....tok......(suara ketukan pintu)
Assalammu’alaikum, bu. Salam
Konselor : nyiuttttttttt…..!!!(konselor membuka pintu)
Wa’alaikum salam, silahkan duduk Mir. Good Raport
Konseli : Iya bu, terima kasih
Konselor : Bagaimana kabar kamu hari ini amir ?
Konseli : Alhamdulillah sudah agak lebih baik bu,
Konselor : Alhamdulillah ibu ikut senang mendengarnya. Gimana
Pikiran kamu sekarang dah agak baikan kah.?
Konseli :Alhamdulilla Bu,,,pikiran saya lumayan Baik (muka amir tanpak cerah dan bersemangat )
Konselor : Syukurlah nak. Ibu merasa bahagia kalau begitu.
Konseli : sekarang saya sadar bahwa orang tua saya melakukan itu pasti dia ingin yang terbaik buat saya.”
Konselor : Wah, senang sekali ibu mendengarnya. Amir sudah mulai bisa memahami keadaan. Berarti kita dapat melanjutkan pembicaraan kita yang kemarin kalau begitu Amir? Reinforcement, Lead
Konseli : Iya bu saya sudah memikirkannya dirumah, sepertinya saya memang salah, selain itu di satu sisi lain saya hanya memetingkan diri saya sendiri. Disputing
Konselor : Nah itu bagus sekali pemikiran seperti itu Amir, ibu bangga kamu tidak hanya memikirkan dirimu sendiri, tetapi juga memikirkan orang tua. Reinforcement
Konseli : Saya juga berpikir harus membicararakan masalah ini kepada orang tua saya. Tetapi saya masih bingung bagaimana memulainya, bu ?
Konselor : Oke. Ibu bantu ya kalau begitu, kita praktek untuk memulai pecakapannya. Anggap saja ibu adalah sebagai ibu Amir dan Amir memerankan sebagai diri sendiri. Kemudian Amir nanti bisa praktekkan sendiri dirumah, sebagaimana apa yang kita praktekkan disini. Bagaimana? Teknik Simulation-Imitation
Konseli : Baik bu, saya setuju dengan cara ibu.
( Simulator 1 )
Konseli : Bu, saya ingin membicarakan sesuatu yang penting kepada ibu.
Konselor : Iya, ada apa, nak? katakan saja. Teknik Simulation- Imitation
(Simulator II- Ibu Amir)
Konseli : Saya masih belum bisa menerima kenyataan jika ibu tidak merestui niat amir untuk menikai Enneng,padahal enneng adalah wanita yang baik,makanya saat ini amir sangat kecewa pada ibu.
Konselor : Iya sayang, ibu tahu tapi perbedaan agama yang membuat ibu dan bapakmu tidak merestui niatmu sayang,(Simulator II)bukan kah dalam Al-Qur’ran sudah di beritahu, kecuali enneng masuk dalam agama kita. Teknik Simulation- Imitation
Konseli iya bu, Tapi apa salah jika ibu merestui hubungan kita berdua (Simulator I) toh nantinya amir yang akan menjalani semuanya.
Konselor : Sayang, tidak boleh berfikiran seperti itu ibu hanya ingin yang terbaik buat kamu dan (Simulator II) ayah kamu juga seperti itu sayang. Jangan berpikir pendek seperti itu,kalu amir menikah dengan enneng nanti yang ibu takutkan adalah anak kamu nantinya akan memeluk agama apa. Teknik Simulation-Imitation
Konseli : ibu,,,,,,sekarang amir paham dan mengerti mengapa ibu dan bapak tidak merestui hubungan amir,maafin amir yang egois dan memikirkan diri sendiri (Simulator II). Amir hanya ingin tahu mengapa ibu dan bapak tidak merestui hubungan Amir
Konselor : Dan satu hal lagi. Terus mohon kepada Allah supaya diberi jalan yang terbaik buat kamu sayang (Simulator II ) dan ibu yakin bahwa inilah cobaan buat kamu biar kamu tambah dewasa sayang.Teknik Simulation-Imitation
Konseli : Iya bu, saya sadar, sekarang saya sering melamun, dan menyendiri sendiri (Simulator I)akan membuat saya semakin buruk bukan mala semakin baik.
Konselor : Nah itulah sebabnya mengapa ibu menyuruh kamu berdoa terus. Ibu (Simulator II) hanya ingin yang terbaik buat kamu nak. Teknik Simulation-Imitation
Konseli : Iya bu sekarang saya sadar saya memang salah. Maafkan saya ya bu, kalau (Simulator I) selama ini jadi menyusahkan ibu.
Konselor : Iya nak, ibu sudah memaafkan kamu. jadikan itu sebagai pembelajaran (Simulator II) bagi hidupmu bahwa hidup itu memang ada cobaannya. Teknik Simulation-Imitation
Konseli : Iya bu saya akan berusaha menyenangkan ibu dan bapak. Dan saya akan belajar mencoba menerima kepahitan ini bu
Konselor : Nah,gimana Amir apa yang sekarang kamu rasakan setelak kita melakukan praktek tersebut, apa ada hikma yang dapat kamu ambi dari hal tersebut? Lead / Disputing
Konseli : ia Bu, saya mendapat hikmahnya setelah praktek dengan ibu tadi, ternyata kita tidak boleh semata-mata menyalahkan orang tua kita, karena orang tua kita tahu apa yang yang terbaik buat kita.
Konselor : Wah bagus sekali hikmah yang kamu dapat Amir. Ibu senang sekali. Reinforcement
Konselor : Itulah orang tua, Amir. Semua orang tua pasti menginginkan anaknya bahagia. Sekarang coba bayangkan kalau Amir tidak mempunyai bapak dan ibu, kepada siapa Amir akan mendapat perlindungan dan kasih sayang. Padahal di luar sana banyak yang yatim piatu Bukankah amir termasuk orang yang beruntung yang masih punya bapak dan ibu yang sayang kepada Amir? Teknik Social –Modelling
Konseli : Benar juga ya bu. saya mungkin hanya takut berbicara dengan ibu dan bapak saja mengapa dia tidak merestui hubungan saya dengan enneng. Dan saya harus bersyukur telah memiliki keduanya yang sebenarnya sayang kepada saya. Disputing
Konselor : Ibu senang sekali bahwa Amir bisa berfikir sebijaksana itu. Tingkatkan ya. Reinforcement
Konselor :(wajah Amir tampak lega), sepertinya sudah lega ya dan sudah bersemangat kembali. Reflection of Feeling
Konseli : Ahh iya bu, senang rasanya.
Konselor : Kalau begitu Amir mencoba melakukan seperti yang dipraktekkan tadi dengan orang tua di dirumah. Bagaimana ?
Konseli : Iya bu saya akan coba mempraktekkan yang tadi ibu berikan di rumah. Pertemuan ini bisa kita lanjutkan besok tidak bu? Soalnya saya ada kegiatan dengan teman saya lagi Bu.?
Konselor : Ohh begitu, baiklah, besok ketemu lagi dengan ibu ya. Dan
laporkan kegiatan dari pembicaraan Amir dengan orang tua Amir ya kepada ibu besok ya. Termination
Konseli : Baik bu,Kalau begitu permisi dulu bu. Terima kasih. “Assalamu’alaikum.”
Konselor : Ya sama-sama Amir, “Wa’alaikum salam.” Termination Salam
PERTEMUAN KETIGA
Konseli : tok....tokk.....tok......(suara ketukan pintu)
“ Assalamu’alaikum,” Bu. Salam
Konselor : nyiuttttttttt(suara membuka pintu)
“Walaikum salam”
Bagaimana keadaannya hari ini Amir? Good raport
Konseli : Saya Alhamdulillah baik bu dan sudah merasa lebih baik.
Konselor : Bagaimana kabar orang tua Amir dirumah.?
Konseli : Semuanya baik-baik saja bu.
Konselor : Gimana apa Amir sudah mempraktekkan apa yang kita lakukan dalam simulator kemarin ?
Konseli : Sudah bu, tadi malam saya berbicara dengan kedua orang tua saya tentang hal tersebut dan mempraktekkan yang telah ibu ajarkan kemarin. Orang tua saya tidak memarahi saya dan berempati kepada saya bu. Mereka sangat mengerti keadaan saya. Bagaimanapun mereka pernah merasakan masa muda ketika sangat mencintai pacarnya,Boleh mencintai seseorang, tetapi jangan sampai menjadi mengkorbankan keluarga dan diri sendiri, dan saya beruntung orang tua sangat memahami perasaan anak muda.
Konselor : Wah, ibu senang sekali mendengarnya, berarti Amir sudah menyadari bahwa apa yang amir lakukan itu dalah salah,dan itu bukan cara yang tepat meyelesaikan masalah dan sudah menyadari pentingnya peranan orang tua untuk membantu Amir begitu? Expectation/Lead
Konseli : Ya bu saya sudah mengetahui dan menyadari bahwa orang tua selalu mendukung saya dan melindungi saya,Yang penting masih punya orang tua yang selalu tulus memberi kasih sayang. Saya juga sadar bahwa berdiam diri tidak akan membuat saya menyelesaikan masalh. Effect
Konselor : Bagus sekali, berarti sekarang Amir sudah menyadari kesalahan Amir. Memang orang tua pasti selalu mendukung anaknya. Jadi jangan pernah melakukan atau perbuatan seperti itu lagi jadika semua ini adalah pengalamn amir yang luar biasa dan jadikan pelajaran agar tidak terulang lagi.
Konselor : Nah, sekarang apa rencanamu apa Amir.?
Konseli :Tengah malam saya sudah berfikir bahwa saya akan menjadi Amir yang seperti dulu lagi agar orang yang disekitar amir tidak merasa kehilangan watak amir yang dulu.
Konselor : Wah, ibu senang sekali mendengarnya Amir.
Konseli : Iya bu, terimakasih ya bu, selama ini telah membantu saya menyelesaikan masalah ini.
Konselor : Sama - sama Amir, ini merupakan tugas ibu dan ibu ikut senang masalah Amir sudah selesai. sebenarnya ibu tidak ada bebuat apa-apa ini semua berkau usaha dan niat amir untuk lebih baik lagi,trus,,,apa yang sekarang kamu rasakan Amir.?
Konseli : Saya merasa nyaman,Lega,dan bersemangat lagi bu.
Konselor : Alhamdulilah kalau begitu. Ibu juga ikut senang
Konselor : Semoga sukses ya,,Amir
dan jadikan ini pelajaran buat kamu untuk menjadi sosok Pria yang lebih dewasa lagi.
Konseli : Insya Allah bu. Baiklah bu kalau begitu, saya pamit pulang dulu, terimakasih sekali lagi dengan bantuannya, kalau ada apa-apa saya boleh kesini lagi kan bu?
Konselor : Oiya tentu saja boleh, ibu akan senang jika Amir sering kemari dan bercerita dengan ibu. Ibu yakin kamu pasti akan memiliki jodoh yang sesuai dengan criteria kamu dan mendapat restu dari orang tua. Jangan lupa berdoa dan berusaha, yakinlah semuanya akan dimudahkan oleh Tuhan.
Konseli : Baik, terima kasih, Bu. Assalamu’alaikum.
Konselor : Wa’alaikum Salam (berjabat tangan)
KETERANGAN
a. Assesment
Menggali informasi tentang keadaan klien dan mendorong klien untuk menguraikan permasalahan yang klien alami.
b. Rapport
Hubungan baik antara konselor dengan konseli.
c. Activity
Merumuskan kejadian yang sebenarnya terjadi dan dialami klien sehingga klien memiliki irrational belief.
d. Belief
Merumuskan yang menjadi irrational belief klien atas kejadian yang sebenarnya terjadi. Sehingga konselor dapat memahami keyakinan klien atas peristiwa yang dialami klien.
e. Consequence
Merumuskan hasil yang dibentuk dari irrational belief klien. Dalam permasalahan ini consquence atas Antecedent Event adalah keputusan klien untuk ikut mengakhiri hidup seperti pacarnya.
f. Termination
Mengakhiri konseling untuk maksud dilanjutkan pada pertemuan berikutnya dilanjutkan pada pertemuan berikutnya atau memang sudah benar – benar berakhir.
g. Advice
Keterampilan ini merupakan untuk member nasehat kepada klien agar klien menjadi jelas / lebih pasti tentang apa yang hendak ia lakukan.
h. Confrontation
Keterampilan ini digunakan untuk menunjukkan kesenjangan yang membuat klien menjadi mandeg (tidak berkembang).
i. Restatement
Konselor mengulangi sebagian atau seluruh pernyataan kliaen, tidak menambah atau mengurangi maknanya.
j. Rejection
Konselor melarang klien secara tersamar (lunak / halus) atau secara langsung (keras) apabila melakukan hal yang membahayakan, berkata tidak sopan, melakukan sesuatu yang merugikan dirinya.
k. Clarification
Konselor menangkap makna dari isi pernyataan klien. Selanjutnya, konselor menyatakan kembali pernyataan klien tersebut. Namun dengan pernyataan baru yang lebih segar dan berbeda dari pernyataan sebelumnya tetapi dengan substansi yang sama.
l. Acceptance
Konselor dapat menerima klien apa adanya walaupun tidak berarti menyetujuinya.
m. Structuring
Konseling merupakan pembicaraan yang memiliki arah tujuan tertentu, bukan pembicaraan biasa. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diatur menyangkut waktu (structuring time limit), topic (structuring time limit / problem limit), perbuatan (structuring action limit) kemudian ada pula structuring role limit.
n. Opening
Konselor membuka pertemuan dengan menciptakan rapport (hubungan baik antar konselor dengan konseli), menerima dengan tulus, bersikap hangat dan memperhatikan secara mendalam.
o. Lead
Cara untuk memimpin atau mengarahkan klien dan proses konseling yang menggunakan pertanyaan. Ini dilakukan konselor agar konseli dapat berbicara lebih bebas dan terbuka
p. Reflection of feeling
Konselor menyatakan perasaan atau sikap yang ada di balik pernyataan klien.
q. Effect / Expectation
Hasil yang di dapatkan berupa keberhasilan dapat diubahnya irrational belief menjadi rational belief sehingga perilaku konseli dapat terarah pada perilaku yang lebih positif.
r. Paraphrasing
Kata – kata konselor untuk menyatakan kembali esensi dari pernyataan ucapan – ucapan konseli. Konselor perlu menangkap pesan utamanya dan menyatakannya secara sederhana dan mudah dipahami, disampaikan dengan bahasa konselor sendiri. Hal ini dilakukan karena sering dijumpai konseli yang mengemukakan perasaan, pikiran dan pengalamannya secara berbelit – belit.
F. Follow up
Dari hasil proses konseling di atas, melalui pendekatan yang lebih intens melalui wawancara konseling individual ternyata Amir mampu untuk merasionalkan diri dan pola pikirnya (mindset) dan amir mulai membuka diri terhadap wanita. Kemudian untuk mengantisipasi hal-hal serupa terulang kembali, selanjutnya konselor akan tetap menjalin komunikasi yang intens terhadap orang tua, konseli.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Setelah diadakan pertemuan dan wawancara dalam konseling, konseli akhirnya merasa tenang dan tidak merasa ada beban dalam lagi dalam hidupnya.
2. Konseli sudah mampu mengambil keputusan yang baik buat dirinya sendiri dan berfikir positif atas apa yang terjadi pada diri konseli.
3. Melewati proses yang diberikan oleh konselor akhirnya konseli pun kembali bersemangat dalam menjalani hidup dengan baik dan mampu belajar atas apa yang telah terjadi pada diri konseli tanpa ada rasa trauma.
B. Saran
1. Bagi konseli
Diharapkan konseli bisa mengambil pelajaran dan hikmah atas kejadian yang terjadi dari masalah yang telah dia alami seperti yang diangkat dalam makalah ini dan setelah melewati beberapa pertemuan konseling kelak diharapkan pula agar konseli tidak lagi mengulangi kesalahannya dan mampu mengatasi apa yang dia alami secara mandiri.
2. Bagi konselor
Sebagai konselor terus belajar, khususnya belajar dari sebuah pengalaman yang ada. Seperti dalam kasus ini, konselor pun mendapat pengalaman baru untuk menangani masalah seorang konseli menggunakan pendekatan rational emotif dan apabila nantinya mendapatkan kasus yang serupa dan mungkin kiranya harus menggunakan rational emotif, konselor bisa kembali mengentaskan masalah konseli menggunakan pendekatan yang sama dengan baik.
3. Bagi orangtua
Berdasarkan kasus yang telah menimpa konseli / anaknya, hendaknya orangtua bisa semakin memberikan perhatian dan motivasi kepada anaknya dan terus memantau bagaimana dan apa kebutuhan anak sebenarnya untuk mengembangkan konsep diri anak menjadi lebih baik dan positif.
4. Bagi pembaca pada umumnya
Pembaca dapat kembali menelaah setiap hal yang ada di makalah ini, kemudian diharapkan mampu menerapkannya dan bisa membagikan sedikit ilmu yang ada pada makalah ini sebagai informasi untuk pembelajaran kepada masyarakat khalayak umum.
DAFTAR PUSTAKA
Gerald Corey. 2010. Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama
Mohammad Surya. 2003. Teori-Teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Sofyan S. Willis. 2007. Konseling Individual. Bandung: Alfabeta.
http://marabpisurya.blogspot.com/2010/12/terapi-rasional-emotif-kembangkan-dan.html
Langganan:
Postingan (Atom)